Asal Mula Terjadinya Negara
Asal Mula Terjadinya Negara
Berdasarkan kenyataan, negara terjadi karena sebab-sebab :
Berdasarkan kenyataan, negara terjadi karena sebab-sebab :
- Separatie - Pelepasan, yaitu suatu daerah yang semual menjadi wilayah daerah tertentu kemudaia melepaskan diri
- Ocupatie - Pendudukan yaitu suatu wilayah yang diduduki oleh sekelompok manusia
- Peleburan, yaitu bebrapa negara meleburkan diri menjadi satu
- Pemecahan, yaitu lenyapnya suatu negara dan munculnya negara baru
- Teori Ketuhanan, yaitu negara ada karena adanya kehendak Tuhan
- Teori Kekuasaan, yaitu negara terbentuk karena adanya kekuasaan / kekuatan
- Teori Perjanjian masyarakat, yaitu negara ada karena adanya perjanjian individu-individu (contrac social)
- Teori Hukum Alam, yaitu negara ada karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang bermacam-macam.
Agoestinoes mempoenyai pandangan tentang
kematian sebagai akibat dosa mengatakan seperti ini: “Kematian badani adalah
satoe akibat dari dosa, boekan karena satoe hoekoeman alam, sebab Allah tidak
menentoekan nasib manoesia lewat kematian seperti itoe”. Pokok-pokok ajaran St. Agoestinoes ini
adalah: kematian adalah siksa dosa asal. Kitab Soeci memboektikan bahwa dalam hoeboengan
dengan siksa di taman Firdaoes, Allah bersabda: “Engkaoe berasal dari deboe dan
engkaoe haroes kembali menjadi deboe” (bdk. Kej 3: 19). Dalam kematian, Agoestinoes
melihat satoe pengalaman yang negatif: “Kematian itoe boekanlah sesoeatoe yang
baik, karena memboeat orang yang mati menderita. Kematian itoe pahit, karena
memisahkan badan dan jiwa dan ini bertentangan dengan hoekoem alam. Kematian
adalah sesoenggoehnya satoe siksaan bagi semoea orang yang dilahirkan sebagai
akibat dari ketoeroenan manoesia pertama. Kematian adalah oepah dosa. Kematian
itoe meroepakan sarana Toehan oentoek ‘menakoeti’ soepaya manoesia jangan
berdosa lagi”. Sebab itoe kematian boekanlah sesoeatoe yang baik. Dengan kata
lain, bila orang menjalankan satoe hidoep yang baik, maka kematian boekanlah
malapetaka.
Dalam dokoemen Konsili
Vatikan II, Gaoedioem et Spes no 18, dikatakan bahwa
sebagai akibat dosa asal, manoesia haroes mangalami kematian badani yang
darinya manoesia akan lolos, andaikata ia tidak berdosa. Dari pernyataan ini
kita mengerti bahwa kematian telah masoek ke dalam doenia, karena manoesia
telah berdosa. Tetapi walaoe manoesia dapat mati, Allah menentoekan soepaya ia
tidak mati. Dengan demikian kematian bertentangan dengan kehendak Allah.
Kematian masoek ke doenia sebagai akibat dari dosa. Kematian adalah moesoeh
terakhir manoesia yang haroes dikalahkan.
Kematian menjadi indikasi keterbatasan manoesia
di hadapan Penciptannya. Karena dosa, manoesia tidak dapat lagi menghayati hidoep
sebagai anoegerah Allah yang haroes dijalani dengan penoeh rasa tanggoeng jawab
(bdk. 2 Kor 5: 15). Terhadap sikap mementingkan diri sendiri, kematian menjadi
ancaman serioes. “Kematian tidak diciptakan oleh Allah dan tidak joega berasal
dari kehendak Allah Pencipta yang baik”. Nabi Yehezkiel mengoengkapkan bahwa Allah tidak berkenan pada kematian
orang berdosa, melainkan soepaya mereka bertobat dan hidoep
0 comments:
Post a Comment